Bali Trip (3): Sangeh, Bedugul, Tanah Lot

ya Allah, semoga gw masih diberi ingatan untuk menulis perjalanan hampir sebulan yang lalu ini :p

Rabu, 12 Januari 2011

Hari ini dan besok kami akan menyewa supir untuk muter-muter Bali. Hal ini dilakukan tak lain tak bukan karena sungguh sungguh tak enak merepotkan Oom Dharma dan entah bagaimana cara membalas kebaikannya. So, supir dan guide kami untuk 2 hari ini adalah Pak Komang.

Pagi hari, sekitar jam 10, saya dan Ibu dijemput di hotel dan kami pun berangkat ke tujuan pertama kami. Setelah melalui perjalanan cukup panjang, melewati banyak persawahan, jalan meliuk-liuk akhirnya kami sampai di…

SANGEH

Sangeh Monkey Park. Apalagi isinya kalo bukan monyet. Blom apa-apa gw udah disamperin monyet dan ketakutan sendiri. Di saat gw sedang ‘dianiaya’ monyet, sang juru foto malah suruh senyum, dan jepret!

senyum anyep -_-

Yak, sejujurnya senyum tersebut memang saya paksakan. Gimana bisa senyum kalo di atas kepala loe lagi ada monyet duduk sambil berantakin rambut. Mongkiiiii! -_-

Oh dan di belakang saya ada patung lupa-namanya-siapa yang ceritanya lagi dikeroyok monyet-monyet. Beberapa meter di belakang itu ada hutan dan ada Pura Bukit Sari yang dibangun pada abad 17 dan masih aktif digunakan sampai sekarang. Jadi, monyet-monyet ini bisa ada di sini karena ketika Pura itu dibangun, kera pengikut sang Raja ikut ke sini.

FYI, monyet-monyet di Sangeh terdiri dari 3 grup yang berjumlah ratusan monyet. Setiap grup punya daerah kekuasaan masing-masing dan pemimpin masing-masing. Pemimpin grup merupakan monyet yang paling kuat dan berkarisma. Monyet di sini udah ga seganas dan seliar seperti yang diceritakan orang-orang. Hal itu dikarenakan monyet di sini udah dikasi makan oleh pengelolanya jadi dia ga nyari makan dari pengunjung atau penduduk sekitar.

Kenapa di kasi makan? Kenapa monyet ga cari makan sendiri di hutan?

Karena hutan ga menyediakan makanan yang mereka butuhkan. Buah yang diproduksi oleh hutan itu adalah buah pala, sedangkan monyet sukanya pisang atau pepaya dan lain-lain.

Kenapa ga tanam pohon pisang atau pepaya?

Pernah dicoba untuk tanam kedua pohon tersebut, tapi pohonnya keburu mati sebelum sempat berbuah. Hal itu terjadi karena mereka suka daun pisang dan pepaya. Jadi baru ditanam, daunnya langsung dimakanin, trus pohonnya mati.

Ckckck mongki…

Sebelum pintu keluar, kami diperlihatkan Pohon Lanang Wadon (pohon lelaki perempuan). Pohon itu dinamakan seperti itu karena bagian bawahnya berbentuk seperti alat kelamin perempuan dan di tengahnya muncul sebuah batang yang mirip alat kelamin laki-laki.

Abis masuk-masuk hutan dan liat monyet, next kita keee…

BEDUGUL

Perjalanan ke Bedugul sangat menanjak dan berliku. Apalagi cuaca yang agak mendung dan terkadang gerimis, brrrrr rasanya sumpah dingin banget.

Bedugul merupakan nama daerah dataran tinggi di Bali. Di Bedugul kita bisa menikmati kawasan Danau Bratan. Di sini kita dapat menikmati pemandangan pegunungan dan danau yang indah dengan cuaca yang sejuk dan bersih. Di kawasan wisata Danau Bratan, terdapat sebuah Pura di tepi danau, namun karena air danau sedang naik, Pura tersebut jadi sedikit tenggelam.

Ibu dengan latar belakang Danau Bratan dan Pura

Karena cuaca yang sangat dingin dan berkabut, akhirnya kita cepat-cepat pergi dari sini dan menuju ke tempat selanjutnya!

TANAH LOT

Tanah Lot merupakan tempat wisata berupa Pura yang terletak di sebuah bongkahan batu besar di pinggir pantai. Pura ini konon dibangun pada abad ke-15 oleh Nirartha. Untuk menjaga Pura ini, Nirartha pun mengubah selendangnya menjadi ular penjaga Pura. Ular ini merupakan ular laut yang seperti ular laut, berbentuk pipih dan berpola belang-belang. Ular ini masih ada sampai sekarang dan dapat dilihat di daerah bebatuan di Pura. Sayang banget pas kita kesana, laut sedang pasang dan ombak pun ga bersahabat sehingga jalan menuju Pura menjadi berbahaya dan tertutup air laut. :(

laut, ombak, dan pura di atas bongkahan batu (+ saya dan ibu) :p

Karena perjalanan yang jauh, hari pun sudah sore dan perjalanan hari ini cuma sampai di sini. Selanjutnya kita pun ke hotel, mandi, dan istirahat sebentar.

Malamnya saya dan Ibu jalan-jalan di daerah Kartika Plaza, trus makan di Flapjacks. Ada waffle, pancakes, gelato, sandwich, dan macem-macem. Super menggiurkan! :9

Sayang banget karena beberapa menu yang keliatannya menarik ternyata mengandung alkohol. Jadinya gw pesen:

Decadence Chocolate Pancakes

dan minumnya…

Hot Chocolate & Chocolate Cookies

Okay.., sekarang dari dua gambar di atas, sebutkan makanan yang bukan coklat? Tidak ada! Sumpah ini bener-bener suatu kesalahan. Jam 10 malem makan pancake coklat dengan topping sirup coklat, gelato coklat, dan whipped cream. Minumnya coklat panas. Belom lagi ditambah coklat cookies gratisan. SUMPAH ENEG COKLAT! (tapi pancakesnya beneran enak, sumpah!)

Sedangkan Ibu memesan setengah porsi waffle dengan gelato tiramisu dan sirup Baileys. Okay, that’s alcoholic. Makanya walaupun menarik dan kata Ibu enak banget, gw ga berani nyoba. :'(

Minumnya Ibu memesan semacam espresso. Ukurannya cuma secangkir super kecil, se-sloki kali ya, yang normalnya seteguk pun langsung abis. Tapiii, dahsyatnya bahkan ngabisin setengah cangkir aja susah! Pahitnya yaa Allah… Gila, ini baru namanya kopi! Minum dikit aja langsung berdebar, kuat banget. Dikasi gula sebanyak apa juga ga nambah manisnya. *prok prok prok*

Abis makan pancake, Ibu ngajakin hang-out di salah satu cafe di deket situ, dengerin musik Jazz. Tapi saya yang pemalu memutuskan untuk pulang aja. Mabok coklat euy! Maaf Bu, anakmu kalah gaul -__-

menutup hari yang indah dengan mabok coklat

Leave a comment